Featured Products

TRICA JUS HERBAL

product

Price: Rp 930.000 U MEMBER

Detail | Pesan sekarang

Propolis HERBAL

product

Price: Rp.100.000 per biji

Detail | Add to cart

Pellentesque habitant

product

Price: $120

Detail | Add to cart

FACEBOOK PAGE BB3-7

Safari Unta Bersama Bali Camel Safari di Nusa Dua

naik-unta11naik-unta21naik-unta3naik-unta4naik-unta9naik-unta5naik-unta6naik-unta7naik-unta8

Untuk bisa naik unta, kini tidak harus ke Arab. Selain jauh, biayanya mahal pula. Di Bali pun pengalaman naik hewan tinggi dan berleher panjang ini bisa dinikmati. Tempatnya di Nusa Dua.
Safari Unta atau Camel Safari ini bisa dinikmati selama 1 jam di pesisir pantai Nusa Dua. Perjalanan akan melewati pantai Nusa sambil menikmati deburan ombak dan pemandangan seputar pantai.
Wisata unta ini cocok untuk foto-foto keluarga, jalan-jalan menyusuri pantai Nusa Dua, buat foto prewedding dan juga mencoba sensasi hewan yang banyak hidup di gurun ini. Akan menjadi pengalaman yang seru, kan?

Tirta Gangga, Sebuah Taman Air Kerajaan

Di tengah sawah dan dikelilingi oleh perbukitan hijau yang indah, lokasi Tirtagangga begitu damai dan indah. Tirtagangga merupakan taman air kerajaan milik keluarga kerajaan Karangasem. Terletak di desa Ababi, sekitar 83 km dari Denpasar atau 6 km utara Amlapura, ibukota Kabupaten Karangasem.
Taman air ini dibangun pada tahun 1948 atas prakarsa Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Arsitektur taman air ini merupakan gabungan dari arsitektur gaya Bali dan Cina. Sebelum dibangun menjadi taman air, sumber air telah berada di sana sebelumnya, yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar akan air namun diyakini juga sebagai air suci untuk memurnikan setiap energi buruk di sekitar daerah tersebut.
Tirta berarti air yang diberkati dan diambil dari nama sungai Gangga di India. Air dari mata air Tirtaganga dianggap sebagai air suci oleh umat Hindu di Bali. Air ini digunakan untuk upacara keagamaan di Pura-Pura di daerah tersebut sampai saat ini. Mata air ini diperlukan untuk upacara yang diselenggarakan oleh Pura-Pura di sekitar Tirtagangga yang dapat dicapai dengan berjalan kaki.
Memasuki satu taman dapat dilihat bahwa terdapat sebuah kolam di sisi kanan yang dihiasi oleh bebatuan dekoratif yang diletakkan di sekitar kolam, sementara yang lainnya berfungsi sebagai jembatan. Patung dewa dan dewi berdiri anggun di tengah-tengah kolam air yang dingin. Ikan mas berenang di kolam air, sisik mereka bersinar seperti cahaya matahari yang terpantul ke dalam air. Bagian ini adalah tingkat Swah. Pada tingkat ini, di mana selain dua kolam hias, terdapat pula kolam renang di mana penduduk lokal atau pengunjung dapat menikmati berenang pada mata air yang dingin.
Luas taman air adalah 1,2 ha, terdiri dari tiga tingkatan tanah membentang dari timur ke barat. Di tingkat menengah, tingkat Bwah, terdapat sebelah buah air mancur Nawa Sanga berdiri elegan. Dan di tingkat Bhur, di sisi kiri jalan, lurus dari pintu masuk di sebelah barat terdapat kolam besar dengan sebuah pulau di tengah-tengahnya.
Sumber air ini menghasilkan air murni yang sangat besar. Salah satu dari ketiga aliran air ini digunakan untuk menyediakan air minum bagi kota Amlapura. Beberapa dialirkan ke kolam renang bagian atas melalui pipa bawah tanah, sementara yang lainnya masuk ke dalam kolam renang yang lebih rendah dan untuk mengairi sawah yang mengelilingi taman air ini.
Tempat ini sangat bagus untuk membebaskan diri dari cuaca panas karena cuaca di daerah ini cukup panas. Berjalan-jalan santai atau mencelupkan kaki anda ke dalam air dingin sangat menyenangkan, atau mengambil beberapa foto dari pemandangan-pemandangan yang indah.
Wisata Lain di Indonesia



 

Kerajaan Monyet Alas Kedaton TABANAN BALI

Alas kedaton adalah satu satu lokasi wisata favorit di Bali, biasanya wisatawan yang mengunjungi alas kedaton setelah mengunjungi Tanah Lot dan Bedugul atau sebaliknya.
Alas kedaton adalah sebuah pura yang terletak di desa Kukuh kecamatan Marga sekitar 4 km dari kota Tabanan. Pura ini mempunyai dua keunikan yang sangat menarik. Pertama memiliki empat pintu masuk ke dalam Pura yaitu dari barat yang merupakan pintu masuk utama yang lainnya dari Utara, Timur dan dari Selatan yang kesemuanya menuju ke halaman tengah. Keunikan yang kedua adalah halaman dalam yang merupakan tempat yang tersuci justru letaknya lebih rendah dari halaman tengah dan luar

Selain keunikan dari puranya, lokasi alas kedaton dikenal dengan banyaknya monyet yang ada disekitar pura tersebut. Ratusan kera yang menghuni hutan disekitar pura ini dianggap sesuatu yang keramat oleh warga Bali. Kera-kera tersebut hidup secara berkelompok yang dipimpin oleh masing-masing seekor kera besar.

Selain kera-kera, disekitar pura ini juga dapat ditemui banyak Kalong yang jumlahnya tidak kalah banyak dengan jumlah para kera. Kalong adalah kelelawar besar pemakan buah. Anda akan dapat melihat kalong-kalong tersebut sedang bergelantungan di pepohonan menunggu malam datang untuk mencari makan.

Lokasi Alas Kedaton dapat anda tempuh kurang lebih 30-60 menit perjalanan dengan mobil dari Denpasar. Setelah membeli tiket masuk, anda akan dihampiri oleh guide khusus lokasi alas kedaton. Bersama guide lokasi alas kedaton anda akan mendapatkan informasi lengkap mengenai pura alas kedaton, kebiasaan hidup monyet yang hidup di sekitar pura dan kalong-kalong yang ada di pepohonan besar hutan di lokasi tersebut.

Di dalam lokasi pura alas kedaton anda akan sangat dekat dengan para monyet. Jangan kawatir ketika para monyet mendekat karena monyet-monyet di sekitar pura ini cukup jinak dan tidak membahayakan.

Setelah puas berkeliling lokasi alas kedaton dan mengamati kehidupan para monyet, anda akan dipandu oleh guide ke toko-toko souvenir di sekitar pura tersebut khususnya toko yang dimiliki guide tersebut karena memang sebenarnya guide tersebut adalah pemilik toko yang bertugas bergantian menjadi guide sekaligus penjual di toko souvenir.



Tempat Wisata Menarik


Segarnya Wilayah Danau Buyan dan Danau Tamblingan Bali

Danau Buyan dan Danau Tamblingan seolah danau kembar yang memiliki daya tarik yang sangat mempesona. Keaslian alam di kedua danau ini masih sangat dirasakan, misalnya dengan tidak adanya penggunaan perahu bermotor di kedua danau ini. Masyarakat setempat menggunakan perahu-perahu kecil yang disebut "pedahu" untuk memancing. Dengan udara yang sejuk dikelilingi pegunungan yang serba hijau, suasana udara yang segar memberikan suasana yang tenang dan nyaman. Danau ini sangat ideal untuk rekreasi air seperti mendayung dan memancing. Bagi mereka yang menyenangi alam dan rekreasi, kedua danau inilah tempatnya. Adanya kera-kera yang tidak jauh dari kedua danau ini, yaitu di jalan raya sebelah danau Buyan jurusan Denpasar-Singaraja, yang semakin hari semakin banyak jumlahnya, menambah daya tarik kawasan ini sebagai obyek wisata.

Danau Buyan dan Danau Tamblingan berlokasi di Kecamatan Sukasada, 21 km sebelah Selatan Kota Singaraja, terletak di pinggir jalan Denpasar-Singaraja. Letaknya yang cukup tinggi yaitu kurang lebih 1000 m dari permukaan laut menyebabkan udaranya agak sejuk dan dingin pada malam hari. Sedangkan Danau Tamblingan dapat dicapai melalui pertigaan ke arah Desa Munduk, desa Gobleg dan tembus di Lovina. Sepanjang jalan ke danau ini dapat dilihat pemandangannya secara utuh. Dari Desa Munduk dapat dicapai danau melalui jalan swadaya masyarakat. Mobil dapat mencapai pinggir danau yang masih asri, dengan kawasan hutannya yang belum tersentuh.

Fasilitas yang tersedia adalah tempat parkir untuk mobil tepi danau, penyewaan perahu untuk keperluan memancing ataupun sekedar berekreasi, dan fasilitas akomodasi. Dari pengamatan secara umum, kebanyakan wisatawan yang datang ke tempat ini adalah wisatawan mancanegara yang independent, mereka membawa kendaraan sendiri. Setiap saat danau ini ramai dikunjungi wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara.
Lokasi 0byek Danau Buyan dan Tamblingan terletak di kawasan yang sangat strategis yakni diapit oleh tiga obyek wisata terkenal yaitu Bedugul dengan Pura Ulun Danunya, Air Terjun Gitgit, dan Lovina Beach. Sebagai latar belakang adalah gunung Lesong dengan ketinggian 1860 m memagari kejernihan air danau sekaligus menciptakan keheningan yang sangat alami.



Pantai Balangan Beach di Kuta Selatan, Bali

Pantai Balangan atau dikenal dengan Balangan Beach, terletak di wilayah Bukit Ungasan, Pecatu Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, kira-kira di sebelah utara Pantai Dreamland. Disini Anda akan merasakan pemandangan hamparan pasir putih yang bersih di sepanjang pantai tersebut. Ditambah lagi deretan pohon kelapa yang tertata rapi, yang memberikan suasana berbeda dari pantai-pantai lainnya.


Apalagi Balangan Beach itu diapit dengan dua tebing tinggi karang besar di sebelah Barat dan Timurnya sehingga memperlihatkan sesuatu yang berbeda yang kita lihat. Untuk mencapai bibir pantainya, maka Anda harus menuruni anak-anak tangga sambil menikmati pemandangan pantai yang mulai terlihat dan suara ombak menderu yang menarik hati kita untuk mendekat. Semakin kita mendekat, maka semakin tampak-lah keaslian Balangan Beach ini. Sewaktu Anda mau turun ke bibir pantai, sebaiknya Anda menggunakan sandal atau alas kaki untuk menghindari menginjak karang yang tajam. Tempat ini sangat cocok bagi Anda untuk melewatkan wisata di Balangan Beach dengan keluarga, sambil menikmati keindahan pantai dan matahari terbenamnya.



 
Baca juga YG INI :  KLIK HERE
-------------------------------------------------------


WISATA ALAM JATILUWIH

Jati Luwih termasuk salah satu obyek wisata dengan panorama yang indah. Variasi panorama sawah berundak-undak dengan latar belakang gunung berhutan lebat, dapat dikategorikan obyek wisata alam yang sama menariknya dengan Kintamani dan danau Batur.

Jati Luwih memiliki hawa sejuk karena terletak pada ketinggian 7000 meter di atas permukaan laut. Selain potensi alamnya, Jati Luwih menyimpan pula potensi budaya terutama peristiwa sejarah pembangunan sebuah pura yang ada kaitannya dengan nama kekuasaan raja Ida Dalem Waturenggong di keraton Gelgel (1460-1551).

Obyek wisata Jatiluwih terletak 48 km dari Denpasar. Lokasinya 28 Km di bagian utara kota Tabanan. Untuk dapat menikmati tour yang menyenangkan, maka tour yang biasa dikombinasikan yaitu Denpasar - Bedugul - Pertigaan Desa Pacung - Jati Luwih - Yeh Panes - Tabanan - Alas Kedaton.
Obyek wisata Jatiluwih ramai dikunjungi para wisatawan nusantara dan mancanegara yang ingin menikmati hawa sejuk dan keindahan serta hamparan sawah yang berundak. Setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Rabu Kliwon Ugu adalah hari upacara Petoyan yang menggelar juga tarian Wali Pendet yang bersifat sakral.
Jati Luwih sebagai obyek wisata alam sesungguhnya sudah dikenal sejak kekuasaan Belanda Bali (1910-1942). Akan tetapi jalan yang menghubungkan ke obyek tersebut rusak maka tidak banyak wisatawan yang berkunjung kesana untuk menikmati panorama yang indah, sejuk dan menyegarkan.
Kondisi tidak terpelihara ini berlangsung hingga tahun 1970 dan sesudah itu berkat bantuan dana pemerintah, pembangunan infrastruktur semakin mendapat perhatian. Ternyata jalan-jalan aspal yang telah dibangun itu dapat mengangkat nama Jati Luwih menjadi obyek wisata alam bagi para pengunjung.
Selain menikmati keindahan kesejukan panorama alam pegunungan, Jati Luwih juga meyimpan atraksi upacara keagamaan yang unik setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Wali, Petoyan, Patirtan, Rabu kliwon Ugu. Pada upacara puncaknya dipentaskan juga tarian Wali Pendet yang sakral.(wan)
Identifikasi dan Daya Tarik
Jati Luwih termasuk salah satu obyek wisata dengan panorama yang indah. Variasi panorama sawah berundak-undak dengan latar belakang gunung berhutan lebat, dapat dikategorikan obyek wisata alam yang sangat menarik. Jati Luwih memiliki hawa sejuk karena terletak pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Selain potensi alamnya, Jati Luwih menyimpan pula potensi budaya terutama peristiwa sejarah pembangunan sebuah pura yang ada kaitannya dengan nama kekuasaan raja Ida Dalem Waturenggong di Keraton Gelgel (1460-1551).
Lokasi
Jarak tempuh dari Denpasar adalah 48 km. Lokasinya di bagian Utara Tabanan (28 km). Untuk dapat menikmati tour yang menyenangkan maka tour dikombinasikan yaitu Denpasar Bedugul pertigaan Desa Pacung Jati Luwih, Yeh Panes Tabanan, monumen Subak, Alas Kedaton lanjut ke Tanah Lot untuk menikmati Sun Set dengan panorama pantai yang indah.
Fasilitas
Obyek wisata Jati Luwih telah dilengkapi dengan fasilitas tempat parkir, toilet, Bale bengong, wantilan untuk tempat istirahat, sementara untuk wisatawan yang berkunjung untuk menikmati keindahan alam Jati Luwih. Di sekitar obyek telah dibangun beberapa restourant dalam rangka penyiapan jasa pelayanan makan dan minum. Sarana jalan sudah semakin ditingkatkan sehingga kendaraan bermotor bisa masuk dari jalur timur yaitu lewat pertigaan Pacung menuju Jati Luwih demikian pula dari jalur barat lewat obyek wisata Yeh Panes Penatahan-Pura Batukaru lanjut ke Jati Luwih.
Kunjungan
Ramai dikunjungi para wisatawan nusantara dan mancanegara yang ingin menikmati hawa sejuk dan keindahan alam, hamparan sawah yang berundak. Setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Rabu Kliwon Ugu adalah hari upacara petoyan di Pura Petali yangmenggelar juga tarian wali Pendet yang bersifat sakral.
Deskripsi
Jati Luwih sebagai obyek wisata alam sesungguhnya sudah dikenal sejak kekuasaan Belanda di Bali (1910-1942), karena di sebelah Barat Desa Jati Luwih Belanda sempat mendirikan markas Besar Keamanan Belanda yang pada jaman itu sampai saat kini oleh masyarakat sekitarnya tempat itu disebut sebagai Tangsi Belanda. Pemerintah tetap mencanangkan Jati Luwih untuk diarahkan sebagai obyek wisata Desa dalam rangka memacu arus kunjungan wisatawan yang semakin hari semakin meningkat disamping asset yang telah ada berupa keindahan alam dengan kesejukan hawanya, beserta hamparan sawah yang membentang berundak-undak , sebagai salah satu bentuk daya tarik wisatawan. Jati Luwih juga menyimpan atraksi upacara keagamaan yang unik, yaitu saat Patirtan di Pura Petali pada hari Rabu Kliwon Ugu. Berdasarkan kepercayaan dan keyakinan masyarakat setempat Pura Petali ini adalah merupakan pusat pemujaan Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai suasana pertanian.

Pura Luhur Siwi, Batu Lumbung Soka

Pura Luhur Siwi, Batu Lumbung yang berlokasi di Desa Adat Soka, Senganan, Penebel Kabupaten Tabanan merupakan salah satu Pura peninggalan kerajaan Tabanan. Pura ini sampai saat ini masih terawat dengan baik.



Kabupaten Tabanan sebagai daerah yang dingin dan sampai kinimasih trcatat sebagai lumbung beras daerah Bali, memang dari dulu sudah terkenal. Malahan di jaman kerajaan, keberadaan dunia pertanian di daerah ini mendapat perhatian serius dari para raja. Bukti dari keseriusan kerajaan Tabanan mempertahankan “Lumbung Beras” itu adalah dengan dibuatnya sebuah pura yang dikenal dengan nama Pura Luhur Ulin Siwi.
Dalam perjalanan sejarahnya, pura ini memang dibangun untuk menghormati Dewi Padi, yakni Dewi Kesuburan yang lebih dikenal di Bali dengan sebutan Dewi Sri. Pembuatan pura ini juga menunjukkan upaya-upaya yang dilakukan oleh raja Tabanan dalam pertanian saat itu tidak hanya sebatas sekala, juga niskala.
Di kalangan krama pengempon, pura ini juga sering disebutkan sebagai Pura Batu Lumbung. Dilihat dari lokasi pura ini, Pura Batu Lumbung letaknya sangat agung. Inilah yang menyebabkan mengapa pura ini tampak begitu anggun dari kejauhan. Karena letaknya di puncak pegunungan, sehingga menuju pura ini perlu mendaki gunung atau naik sepeda motor tetapi harus ekstra hati-hati, sebab jalan yang bakal dilalui cukup terjal.
Pemerintahan Tabanan memang berbaik hati. Agar umat tidak susah-susah tangkil ke Pura Ulun Siwi, kini sudah dibuatkan jalan cukup lebar yang kelak nantinya bisa dilalui berbagai jenis kendaraan. Jalan tembus itu panjangnya sekitar 4 km dari Desa Adat Soka, tentu saja jarak yang cukup panjang yang harus dilalui dengan pejalan kami.